Koalisi Merah Putih (KMP) mulai ditinggalkan partai anggotanya yang memilih merapat ke pemerintah. Sebagai inisiator KMP, Gerindra yakin partai-partai yang mulai mendekatkan diri ke pemerintah juga akan bertumbangan pada akhirnya.
"Nggak masalah. Bentar lagi koalisi permanen yang ada di pemerintah, yang merapat ke sana, pertengahan 2017 mendekati 2018 akan bubar juga," ungkap Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Gerindra pun menegaskan tak masalah Aburizal Bakrie membawa Golkar untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Menurut Desmon, Gerindra siap sendiri sebagai oposisi.
"KMP itu bukan jumlah orang tapi adalah partai yang berbeda dengan pemerintah. Nggak masalah (Golkar berpaling). Waktu APBN kan kita tolak. 9 fraksi menerima, biasa saja. Nggak ada masalah," tuturnya.
Ia juga menegaskan, bahwa sebagai oposisi bukan berarti Gerindra selalu bertentangan dengan pemerintah. Jika program-program Jokowi dinilainya pro rakyat, maka partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu akan mendukungnya.
"KMP itu kan partai yang tidak sepenuhnya menyetujui program-program pemerintah. Atau partai yang kalau Gerindra misalnya, pemerintah tidak pro rakyat program-programnya kita akan berbeda. Tapi kalau pro rakyat kita setuju. Itulah KMP, posisi Gerindra," ucap Desmon.
Mengenai koalisi permanen yang pernah dideklarasikan KMP pada 2014, disebut Desmon sudah selesai begitu Pilpres berakhir. Untuk di legislatif sendiri, Gerindra tak khawatir akan kalah suara.
"Koalisi permanen selesai sesudah pilpres. Koalisi permanen kan pemerintah juga tambah orang," tukas Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Seperti diketahui, Ical secara resmi sudah menyatakan Golkar memberikan dukungannya kepada pemerintah. Sebelumnya PAN dipimpin Zulkifli Hasan sudah terlebih dahulu gabung bersama pemerintahan Jokowi-JK. PPP kubu Djan Faridz pun sudah menunjukkan sinyal-sinyal untuk melakukan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar